16 November 2015

Tragedi Perang Bubat Dan Mitos Orang Jawa Dilarang Kawin Dengan Orang Sunda


Pernahkah anda mendengar bahwa orang Sunda dilarang menikah dengan orang Jawa atau sebaliknya? Ternyata hal itu hingga ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat kita. Lalu apa sebabnya?

Mitos tersebut hingga kini masih dipegang teguh beberapa gelintir orang. Tidak bahagia, melarat, tidak langgeng dan hal yang tidak baik bakal menimpa orang yang melanggar mitos tersebut.

Lalu mengapa orang Sunda dan Jawa dilarang menikah dan membina rumah tangga. Tidak ada literatur yang menuliskan tentang asal muasal mitos larang perkawinan itu. Namun mitos itu diduga akibat dari tragedi perang Bubat.

Peristiwa Perang Bubat diawali dari niat Prabu Hayam Wuruk yang ingin memperistri putri Dyah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda. Konon ketertarikan Hayam Wuruk terhadap putri tersebut karena beredarnya lukisan sang putri di Majapahit, yang dilukis secara diam-diam oleh seorang seniman pada masa itu, bernama Sungging Prabangkara.

Hayam Wuruk memang berniat memperistri Dyah Pitaloka dengan didorong alasan politik, yaitu untuk mengikat persekutuan dengan Negeri Sunda. Atas restu dari keluarga kerajaan Majapahit, Hayam Wuruk mengirimkan surat kehormatan kepada Maharaja Linggabuana untuk melamar Dyah Pitaloka. Upacara pernikahan rencananya akan dilangsungkan di Majapahit.

Maharaja Linggabuana lalu berangkat bersama rombongan Sunda ke Majapahit dan diterima serta ditempatkan di Pesanggrahan Bubat. Raja Sunda datang ke Bubat beserta permaisuri dan putri Dyah Pitaloka dengan diiringi sedikit prajurit.

Menurut Kidung Sundayana, timbul niat Mahapatih Gajah Mada untuk menguasai Kerajaan Sunda. Gajah Mada ingin memenuhi Sumpah Palapa yang dibuatnya pada masa sebelum Hayam Wuruk naik tahta, sebab dari berbagai kerajaan di Nusantara yang sudah ditaklukkan Majapahit, hanya kerajaan Sunda lah yang belum dikuasai.

Dengan maksud tersebut, Gajah Mada membuat alasan oleh untuk menganggap bahwa kedatangan rombongan Sunda di Pesanggrahan Bubat adalah bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit. Gajah Mada mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukan sebagai pengantin, tetapi sebagai tanda takluk Negeri Sunda dan pengakuan superioritas Majapahit atas Sunda di Nusantara. Hayam Wuruk sendiri disebutkan bimbang atas permasalahan tersebut, mengingat Gajah Mada adalah Mahapatih yang diandalkan Majapahit pada saat itu.

Versi lain menyebut bahwa Raja Hayam Wuruk ternyata sejak kecil sudah dijodohkan dengan adik sepupunya Putri Sekartaji atau Hindu Dewi. Sehingga Hayam Wuruk harus menikahi Hindu Dewi sedangkan Dyah Pitaloka hanya dianggap tanda takluk.

"Soal pernikahan itu, teori saya tentang Gajah Mada, Gajah Mada tidak bersalah. Gajah Mada hanya melaksanakan titah sang raja. Gajah Mada hendak menjodohkan Hayam Wuruk dengan Diah Pitaloka. Gajah mada Ingin sekali untuk menyatukan antara Raja Sunda dan Raja Jawa lalu bergabung. Indah sekali," tegas sejarawan sekaligus arkeolog Universitas Indonesia (UI) Agus Aris Munandar.

Hal ini dia sampaikan dalam seminar Borobudur Writers & Cultural Festival 2012 bertemakan; 'Kontroversi Gajah Mada Dalam Perspektif Fiksi dan Sejarah' di Manohara Hotel, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng, Selasa (30/10).

Pihak Pajajaran tidak terima bila kedatangannya ke Majapahit hanya menyerahkan Dyah Pitaloka sebagai taklukan. Kemudian terjadi insiden perselisihan antara utusan Linggabuana dengan Gajah Mada.

Perselisihan ini diakhiri dengan dimaki-makinya Gajah Mada oleh utusan Negeri Sunda yang terkejut bahwa kedatangan mereka hanya untuk memberikan tanda takluk dan mengakui superioritas Majapahit, bukan karena undangan sebelumnya. Namun Gajah Mada tetap dalam posisi semula.

Belum lagi Hayam Wuruk memberikan putusannya, Gajah Mada sudah mengerahkan pasukan Bhayangkara ke Pesanggrahan Bubat dan mengancam Linggabuana untuk mengakui superioritas Majapahit. Demi mempertahankan kehormatan sebagai ksatria Sunda, Linggabuana menolak tekanan itu.

Terjadilah peperangan yang tidak seimbang antara Gajah Mada dengan pasukannya yang berjumlah besar, melawan Linggabuana dengan pasukan pengawal kerajaan (Balamati) yang berjumlah kecil serta para pejabat dan menteri kerajaan yang ikut dalam kunjungan itu. Peristiwa itu berakhir dengan gugurnya Raja Linggabuana, para menteri, pejabat kerajaan beserta segenap keluarga kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat.

Tradisi menyebutkan sang Putri Dyah Pitaloka dengan hati berduka melakukan bela pati atau bunuh diri untuk membela kehormatan bangsa dan negaranya. Menurut tata perilaku dan nilai-nilai kasta ksatria, tindakan bunuh diri ritual dilakukan oleh para perempuan kasta tersebut jika kaum laki-lakinya telah gugur. Perbuatan itu diharapkan dapat membela harga diri sekaligus untuk melindungi kesucian mereka, yaitu menghadapi kemungkinan dipermalukan karena pemerkosaan, penganiayaan, atau diperbudak.

Hayam Wuruk pun kemudian meratapi kematian Dyah Pitaloka. Akibat peristiwa Bubat ini, bahwa hubungan Hayam Wuruk dengan Gajah Mada menjadi renggang. Gajah Mada sendiri menghadapi tentangan, kecurigaan, dan kecaman dari pihak pejabat dan bangsawan Majapahit, karena tindakannya dianggap ceroboh dan gegabah. Mahapatih Gajah Mada dianggap terlalu berani dan lancang dengan tidak mengindahkan keinginan dan perasaan sang Mahkota, Raja Hayam Wuruk sendiri.

Tragedi perang Bubat juga merusak hubungan kenegaraan antar Majapahit dan Pajajaran atau Sunda dan terus berlangsung hingga bertahun-tahun kemudian. Hubungan Sunda-Majapahit tidak pernah pulih seperti sedia kala.

Pangeran Niskalawastu Kancana, adik Putri Dyah Pitaloka yang tetap tinggal di istana Kawali dan tidak ikut ke Majapahit mengiringi keluarganya karena saat itu masih terlalu kecil dan menjadi satu-satunya keturunan Raja yang masih hidup dan kemudian akan naik takhta menjadi Prabu Niskalawastu Kancana.

Kebijakan Prabu Niskalawastu Kancana antara lain memutuskan hubungan diplomatik dengan Majapahit dan menerapkan isolasi terbatas dalam hubungan kenegaraan antar kedua kerajaan. Akibat peristiwa ini pula, di kalangan kerabat Negeri Sunda diberlakukan peraturan larangan estri ti luaran (beristri dari luar), yang isinya di antaranya tidak boleh menikah dari luar lingkungan kerabat Sunda, atau sebagian lagi mengatakan tidak boleh menikah dengan pihak Majapahit. Peraturan ini kemudian ditafsirkan lebih luas sebagai larangan bagi orang Sunda untuk menikahi

Tindakan keberanian dan keperwiraan Raja Sunda dan putri Dyah Pitaloka untuk melakukan tindakan bela pati (berani mati) dihormati dan dimuliakan oleh rakyat Sunda dan dianggap sebagai teladan. Raja Lingga Buana dijuluki 'Prabu Wangi' (bahasa Sunda: raja yang harum namanya) karena kepahlawanannya membela harga diri negaranya. Keturunannya, raja-raja Sunda kemudian dijuluki Siliwangi yang berasal dari kata Silih Wangi yang berarti pengganti, pewaris atau penerus Prabu Wangi.

Beberapa reaksi tersebut mencerminkan kekecewaan dan kemarahan masyarakat Sunda kepada Majapahit, sebuah sentimen yang kemudian berkembang menjadi semacam rasa persaingan dan permusuhan antara suku Sunda dan Jawa yang dalam beberapa hal masih tersisa hingga kini. Antara lain, tidak seperti kota-kota lain di Indonesia, di kota Bandung, ibu kota Jawa Barat sekaligus pusat budaya Sunda, tidak ditemukan jalan bernama 'Gajah Mada' atau 'Majapahit'. Meskipun Gajah Mada dianggap sebagai tokoh pahlawan nasional Indonesia, kebanyakan rakyat Sunda menganggapnya tidak pantas akibat tindakannya yang dianggap tidak terpuji dalam tragedi ini.

Namun menurut sejarawan Universitas Negeri Surabaya Aminudin Kasdi, mitos larangan tersebut bukan karena tragedi perang bubat. Larangan menikah yang berkembang di tengah masyarakat itu lebih karena faktor lain.

"Kalau saya melihat itu lebih karena faktor sosiologis dan kultural yang berbeda," ujar Aminudin.

Menurutnya, feodalisasi di kerajaan Sunda atau Pajajaran tidak sekuat di Majapahit atau kerajaan di Jawa Tengah dan Jatim lainnya. Sehingga apa yang dilakukan oleh raja di Sunda imbas belum tentu kepada masyarakat.

"Kalau saya lihat, rakyat sunda itu cenderung terbuka seperti warga Eropa. Mereka spontanitas saja. Jadi soal adanya larangan nikah itu bukan perang bubat sebabnya tetapi lebih pada kultur dan sosiologis warga saja," imbuhnya.



Miyamoto Musashi, Sang Samurai Legendaris




Musashi bukanlah negarawan, keturunan bangsawan atau pun seorang jenderal kenamaan. Dia sekedar pendekar pedang yang di separo akhir hidupnya kemudian mendalami seni. Sebagai pendekar dia juga tidak mempunyai tuan (daimyo) tempat mengabdi. Sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan menjadi samurai pengembara (shugyosha) yang menjelajahi seantero Jepang dan tetap bebas merdeka dengan menjadi ronin (samurai tak bertuan).

Namun sebagai pendekar pedang, dia bukanlah pendekar kebanyakan. Sampai usia 30 dia telah melakukan sekitar 60 pertarungan dan tak sekalipun terkalahkan. Kemenangan pertama diperoleh di usia 13 tahun, dengan menewaskan seorang pendekar yang lebih tua. Ini sangat luar biasa mengingat dia tidak mempunyai guru formal yang mengajarinya bermain pedang. Padahal lawan bertarungnya adalah pendekar-pendekar terkenal yang berasal dari perguruan besar pula.

Duel Musashi yang paling terkenal adalah saat melawan Sasaki Kojiro di pulau Funa (terletak antara Honshu dan Kyushu ). Menurut cerita, orang Jepang masih membicarakan duel ini sampai sekarang. Waktu itu Kojiro juga telah mendapatkan reputasi sebagai pemain pedang tak terkalahkan di provinsi barat. Kojiro menggunakan pedang panjangnya yang terkenal –dinamai Galah Pengering- sedang Musashi membawa pedang kayu –sebagaimana sering digunakan dalam duel-duelnya yang lain- yang diukirnya dari sebatang dayung. Pertarungan diakhiri dengan tewasnya Sasaki Kojiro.

Setelah pertarungan itu Musashi mulai lebih sedikit terlibat pertarungan, apalagi yang sampai membawa kematian lawannya. Dia menjadi terfokus untuk mendalami semua seni. Di masa tuanya dia dikenal sebagai seniman dengan banyak kebisaan. Melukis dengan tinta india, kaligrafi, hingga membuat patung. Lagi-lagi seperti kemampuannya bermain pedang, kematangan seninya pun diperolehnya dengan tanpa guru.
Di akhir hidupnya Musashi menulis buku yang kemudian menjadi master piecenya. Kitab tipis yang diberinya judul Kitab Lima Lingkaran, yang tetap terkenal hingga sekarang. Buku ini berisi perenungannya tentang Jalan Pedang dan berisi pemikiran tentang filosofi hidupnya. Disebut Lima Lingkaran karena dia membagi bukunya menjadi lima bab: Bab Tanah, Api, Air, Angin, dan Kehampaan.
Melihat sepintas cerita hidupnya, barangkali inilah yang membuat pengaruh Musashi begitu besar buat orang Jepang. Menilik dari asal-usul Musashi bukanlah keturunan klan yang terkenal. Padahal di jaman feodal, klan bisa berarti segalanya. Kemandirian dan kemerdekaannya juga membuat banyak orang kagum. Tak pernah dia memiliki guru ataupun tuan sebagaimana samurai kebanyakan pada waktu itu.
Ada satu cerita menarik saat Musashi akan bertempur melawan Klan Yoshioka. Sebelum pertempuran dia sempat masuk ke satu kuil dan berdoa memohon bantuan para dewa. Beberapa waktu setelah berdoa, rasa malu kemudian melandanya. Musashi berpendapat tak layak dia menggantungkan diri pada dewa. Meski dia menghormari dewa-dewa tapi hanya dirinya sendiri lah yang seharusnya diandalkan.
Ringkasnya Musashi adalah seorang yang mencapai puncak karena self-made, tanpa koneksi atau keturunan. Dan pencapaian itu dia bayar dengan tekad baja, kemandirian, kerja keras, disiplin, integritas dan ketekunan yang tiada tara.
Nilai-nilai inilah yang tentu masih dianut kuat oleh orang Jepang. Melihat Musashi membuat mereka seakan melihat diri mereka sendiri. Musashi adalah model Jepang, figur dimana mereka ingin menjadi.


sampe dibikin statue ny juga loo



Kalo di versi game Samurai Warriors terbitan Koei gini nih figurnyaaa..

Gw plg suka bagian ini gan. bener2 bisa jadi poin2 pedoman kita malu
Musashi Miyamoto no Dokudo, atau Musashi’s self path reliance :

Jangan pernah melanggar aturan dan norma tradisi.
Jangan pernah mengharapkan saat-saat santai
 Jangan pernah menyesali apa yang sudah terjadi
 Jangan pernah iri dengan keberuntungan orang lain, atau karena kesialan kita
Jangan pernah menyesali perpisahan dengan apapun dan kapanpun
Jangan pernah menyalahkan orang lain dan juga diri sendiri
Jangan pernah mengeluh tentang orang lain maupun diri sendiri
Jangan pernah mendekati cinta
Jangan pernah mempunyai kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap sesuatu
Jangan pernah mengeluh tentang tempat tinggal, apapun kondisinya.
Jangan pernah menginginkan makanan enak untuk diri sendiri
Jangan pernah percaya/memiliki barang antik/jimat
Jangan pernah menyesali kebaikan kita kepada orang lain
Jangan pernah mengimpikan rumah idaman yang nyaman di masa tua
Jangan pernah terlalu memikirkan kepentingan pribadi.
Jangan pernah meninggalkan jalan Beladiri
Lebih baik kehilangan nyawa dari pada kehilangan harga diri dan nama baik.





Kumpulan Gambar-Gambar Lucu





























Serpihan Rindu


Sedih yang mencekam…
Kutaruh seberkas cintamu diatas hamparan hati yang terkoyak oleh memori,
Kujadikan segala rasa sebagai serpihan rindu…
Selalu tak bisa dibendung, aku masih disini menunggu waktu kau ada,

Ku tak mampu menatap dunia yang tak pernah kutemukan dirimu…
Kuingin serpihan rindu ada disetiap detak jantungku sampai dalam waktu kuberanjak Mengenal hidup yang digariskan, jam yang berjalan akan tau kapan nafas dan detak jantungku berhenti…

Dalam kelemahan serpihan rindu masih mengikuti...
Dunia masih tetap memanggilmu melalui bintang diatas,
Walau kelam aku masih berarti untuk memilih kesungguhan yang kumiliki…

Dan… kurela hanya untuk mu,
Pengorbananku kutuang dalam ruang sepi yang kau ciptakan,
Kubuat kau tersenyum melewati hari-harimu…
Kucari yang kau mau,
Semua kulakukan karna…
Serpihan rindu telah melekat dihatiku.. Ku sayang pada dirimu.


Kisah Dan Kenangan


Kau berikanku sebuah kenangan..
Kenangan yg akan aku ingat selama aku hidup..
Ada senang.. namun ada pula yg menyakitkanku..
Tapi semua itu adalah kisah indah di hidupku..

Ku teringat saat kita masih saling menyayangi..
Saat kita saling berbagi kisah cinta..
Tapi kini kisah itu telah berakhir..…
Berakhir karena kesalahanku..
Kesalahan yg membuatmu pergi..
Ku tak ada di sampingmu di saat kau membutuhkanku..
Membutuhkan hangatnya cinta dan sayangku untukmu..

Semoga kau dapat menemukan cinta yg tulus..
Tulus seperti aku mencintaimu..
Seperti saat ku menjadi cinta di hatimu..
Saat kau menyayangiku.. saat ku menyayangimu..

Walau kisah itu telah berakhir..
Ku harap kita tidak menjadi musuh..
Tapi ku harap hubungan kita baik..
Baik seperti kita bertemu dulu
Saat kita belum saling mencinta..

Ku harap kau bisa memaafkan kesalhanku..
Kesalahan saat ku tak ada di sampingmu..
Saat kau membutuhkan hangatnya cinta dariku..
Ku harap kau tak melupakanku dan kisah kita..

Jadikanlah kisah ini kisah yg selalu mengingat kau padaku..
Ku masih belum bisa melupakan kisah kita yg indah..
Indah seperti mentari yg tenggelam di sore hari..

Tenggelam bersama kisah kita yg berakhir..

Kau Telah Pergi


kini hatiku hampa
kini hatiku sepi
tanpa kau ada disisi

aku tak tahu
apa hatimu masih milikku
tak ada lagi tawamu
tak ada lagi kasih sayangmu

tinggalkan smwa cerita
tentang kau dan aku
aku tak bisa berfikir..
karena kau..

kau yang telah pergi tinggalkanku
menangis dan terluka oleh cintamu
dan tak sedikitpun kau peduli itu

apakah hatimu telah tertutup untukku?
apakah tak ada t4 lagi untukku?

tak akan aku ingat lagi
sakit hati yang telah kau buat
aku akan merelakanmu pergi
biarlah aku yang mengalah

pergilah..
kembali padanya..
dan lupakanlah aku..
karena aku bukan yang terbaik untukmu


--- XXX ---

Rindu

RINDU

Meski…Rindumu bukan milikku
Namu hatiku selalu menyimpan rindu.
Memujamu tidak lagi nyata.
Ingin kulupakan tapi tak bisa.

Maafkan aku…Bila tak sanggup lagi menemanimu.
Harus berdiri diatas janjimu.Lelah lebih terpatri ingkar.

Hargailah pilihanku…
Meninggalkanmu bukanlah dosa.
Tapi semua hanya demi satu kata.
Yaitu “BAHAGIA”.

Terimakasih atas segala cintamu.
Walau kini rindumu bukan milikku lagi.
Senyummu bukan untukku.

Bersamamu aku pernah bahagia.

---- XXX ---

Sejarah Berdirinya Kerajaan Sumedang Larang

Sebuah Kisah mengenai Kerajaan di daerah Sumedang Jawa Barat, yang bernama Kerajaan Sumedang Larang.


Situs-situs Jejaring Sosial

Kumpulan situs-situs jejaring sosial yang cukup ngetren...


  1. Facebook
  2. Tweeter
  3. Meetme
  4. Tagged
  5. Badoo
  6. Hi5
  7. Twoo
  8. Social Networking WAPLOG/
  9. dll.


Untuk yang suka Virtual chating (3D Chat), silahkan kunjungi situs ini :

  1. IMVU
  2. Twinity



06 November 2015

Mengapa Tarzan Pakai Celana Pendek??

Mengapa Tarzan pakai celana pendek...???
Pada suatu hari Monyet bertanya kepada Tarzan :
"Kenapa sih kamu selalu pakai celana melulu, sedang kami semua monyet ngga' pake celana, apa ada yg dirahasia in dari kita?? udah ngaku ajalah.!!??"
Dijawab Tarzan : "Ngga' ada yg dirahasiakan kok."
Kata Monyet lagi : "Kita kan sdh berteman lama, kenapa sih ngga' bilang aja..??!!"
Karena penasaran si Monyet mengajak teman2nya untuk ngintip Tarzan mandi.
Naaah...!!!
Saat Tarzan melepas celananya, semua monyet tertawa cekikikan sampe sakit perut :
"ha...ha...hi...hi...hiiii....
Pantes aja pakai celana terus...!!!!.
Ternyata ekornya didepan...!!!"


PiiiSssssss.

Info penting.... TABUNG ELPIJI 3 KG RESMI DI TARIK...

Info penting....
TABUNG ELPIJI 3 KG RESMI DI TARIK...

Dalam rapat kabinet yg dipimpin langsung oleh Menteri ekonomi yg berlangsung selama kurang lebih 4 hari, akhirnya diputuskan bahwa dalam waktu dekat, pemerintah akan menarik tabung gas elpiji kemasan 3 Kg.

Penarikan akan dilakukan sesegera mungkin, mengingat dampaknya yg langsung berhubungan dengan hajat hidup masyarakat. Dalam keputusan yang dituangkan dlm kepmem 2A/kepmen/lpg/2015 tersebut bahwa pemerintah akan mengganti seluruh tabung gas 3 kg yang berwarna hijau dgn beberapa warna alternatif, seperti kuning, kelabu merah muda dan biru.


Alasannya karena warna hijau serng kali meletus dan membuat hatiku sangat kacau. Maka pemerintah menghimbau untuk tabung yg tersisa harap dipegang erat-erat !!!

Amalan yang bisa membuat kebahagiaan dunia & Akhirat

 BARANG SIAPA MENGAMALKAN INI DOSA BESAR SEKALIPUN ALLAH AMPUNI